Selasa, 24 Juli 2018

Keunikan dan Budaya Daerah Kediri

Keunikan dan Budaya Daerah Kediri

Assalamualaikum.wr.wb
   Saya berasal dari bumi panji. Bumi panji adalah sebutan untuk kabupaten Kediri. Andai saya tinggal di wilayah kota maka saya bisa menyebutnya Kediri sebagai kota tua yang namanya disebut-sebut dalam buku sejarah Indonesia sebagai kerajaan yang berjaya dimasanya. Kota yang dianggap wingit oleh para pemimpin di Indonesia. Konon katanya siapa saja pemimpin yang beranai memasuki Kediri maka ia akan mengalami kekalahan politik. Banyak yang mengaitkan lengsernya presiden Soekarno, presiden Habibie, presiden Abdur Rachman Wachid, dan kekalahan politik presiden SBY dengan kunjungannya ke Kediri. Selain sejarahnya, Kediri juga memiliki keunikan lain diantaranya sebagai berikut;

1. Tari Jaranan



   Jaranan merupakan salah satu tarian khas dari Kediri. Tari ini dimainkan oleh para penari dengan menaiki jaran kepang (kuda tiruan) yang terbuat dari anyaman bambu. Tarian dilakukan oleh sekelompok penari dengan  gerakan dinamis dan diiringi musik gamelan seperti kenong, kendang, gong, dan lain-lain. Dalam pertunjukannya tari jaranan sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual. Sehingga tak jarang para penari mengalami kesurupan. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat jawa pada zaman dulu, tentang roh-roh para leluhur. Tari jaranan ini dipercaya sebagai alat komunikasi dengan leluhur mereka.
   Dalam tari ini terdapat seorang pawang yang disebut dengan Gambuh. Gambuh bertugas untuk melakukan ritual berkomunikasi dengan arwah leluhur dan menyembuhkan penari yang kesurupan. Saat penari kesurupan mereka akan melakukan berbagai atraksi misalnya memakan bunga, memakan pecahan kaca, dan lain-lain. Selain untuk acara hiburan, tari jaranan dipercaya sebagai ritual penghormatan terhadap leluhur.

2. Monumen Simpang Lima Gumul (SLG)



   Monumen SLG adalah salah satu bangunan yang menjadi icon dari Kabupaten Kediri yang bentuknya menyerupai Arc de Triompe yang beradi di Paris, Perancis. Monumen ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan tahun 2008. Digagas oleh bupati Sutrisno yang terinspirasi dari sebuah ramalan Jayabaya yaitu 5 wilayah di Kediri akan bersatu, lima wilayah tersebut yaitu Pare, Plosoklaten, Wates, Gampengrejo, dan Pagu.
   Secara fisik monumen SLG memiliki luas 37 hektar, dengan luas bangunan 804m persegi sesuai dengan tahun jadinya Kediri. Di sangga oleh 3 tangga setinggi 3 meter sebagai lambang bulan jadinya Kediri yaitu bulan Maret. Dan tinggi bangun 25 meter yang merupakan lambang dari tanggal jadinya Kediri.
   Pada monumen ini terdapat 3 lorong bawah tanah untuk menuju lokasi monumen. Terowongan tersebut terhubung dari area parkir. Pada hari biasa hanya ada satu area parkir yang dibuka yakni berada di sebelah kiri jalan dari arah Gampengrejo menuju Pagu. Dari sisi luar monumen terdapat relief yang menggambarkan sejarah Kediri, dan di dalamnya terdapat beberapa ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan.
   Dan itulah sebagian kecil dari daerah asalku, bumi panji yang menjadi bagian dari pertiwi.
Wassalamualaikum.wr.wb

Sumber:
 http://vivahotelkediri.com/kesenian-jaranan-dor-kediri-tetap-lestari-di-tengah-perubahan-zaman/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar